Xavi: FC Barcelona Adalah Rumahku

Sang Maestro Xavier Hernandez Creuz baru saja mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan FC Barcelona di akhir musim ini dan akan segera bergabung dengan Al Saad selama dua musim dengan opsi 1 musim perpanjangan kontrak. Sebenarnya Barcelona menawarkan untuk Xavi tetap bertahan sampai tahun 2018 namun sayang, Xavi menolak tawaran tersebut. Xavi mengatakan selama bermain disana, itu merupakan persiapannya untuk menjadi pelatih sepakbola suatu saat nanti, ketika ia benar-benar gantung sepatu.

Penulis akan mengupas balik kisah perjalanan Xavi di Barcelona. Layaknya ketika orang yang kita sayangi akan pergi meninggalkan kita, tentunya kenangan-kenangan manis patutnya kita kenang sejenak. Ditambah lagi kenangan selama 17 tahun rasanya munafik kalau kita tidak ingin mengenangnya.

Pemain kelahiran Terrassa, 25 Januari 1980 ini bergabung dengan Barcelona pada usia 11 tahun sebagai akademi muda La Masia. Xavi memulai debut kompetitif pertama sebagai tim utama di laga Super Spanyol yang berhadapan dengan RCD Mallorca pada tanggal 18 Agustus 1998. Sebelumnya ia memulai debut sebagai pemain cadangan di laga persahabatan melawan Southampton pada 12 Mei 1998. Lebih spesial lagi ketika debutnya melawan RCD Mallorca, Xavi turut menyumbangkan gol perdananya dilaga tersebut.

Debut perdananya di La Liga adalah ketika melawan Valencia, pada tanggal 3 Oktober 1998. Saat itu keunggulan bagi Barcelona. Xavi menyelesaikan musim debutnya dengan 29 pertandingan dan menjuarai La Liga di bawah asuhan Louis Van Gaal. Di tahun berikutnya Xavi memperoleh trophy pribadi pertamanya sebagai “ Breaktrough Player of the year”. Sejak saat itu Xavi mulai menjelma menjadi pemain menjanjikan. Tidak berselang lama, Xavi mencatatkan gol pertama di Laga El Clasico pada tanggal 16 Maret 2002.

Di musim 2004-2005 Xavi terpilih menjadi wakil kapten. Aksinya yang paling memikat muncul di era keemasan Barcelona di musim 2008-2009. Xavi tercatat menyumbang 4 assist dalam skor 6-2 kemenangan Barcelona di laga El Clasico. Dimana taktik permainan dilaga itu hanya diketahui oleh Pep, Messi, Xavi dan Niesta. Xavi juga menyumbang assist bagi gol Messi di liga Champions melawan Manchester United. Dengan kontribusinya tersebut, Xavi terpilih menjadi “The Best Midfielder UEFA Champions” dan di musim tersebut dan selanjutnya Xavi masuk menjadi nominasi FIFA Ballon d’Or bersama Andres Iniesta dan Lionel Messi.

Sampai dimusim terakhirnya ini 2014-2015, Xavi sudah mencatatkan total 764 pertandingan bersama Barcelona yang dibagi dalam La Liga 504, Liga Champions 156, Copa Del Rey 69, Piala Super Spanyol 14, UEFA 13, Piala Dunia antar klub 5, Piala Super Eropa 3 pertandingan. Dan selama berseragam Barcelona, Xavi sudah mendapat 23 trophy yang dimana 8 Piala La Liga, 6 Piala Super Spanyol, 3 Liga Champions, 2 Piala Super Spanyol, 2 Piala Super Eropa, dan 2 Piala Antar klub, dan selama itu Xavi sudah mencetak 85 gol. Sayangnya di musim 2014/2015 ini Xavi kesulitan menjadi starter. Xavi lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan. Faktor usianya lah yang menjadikan posisinya sangat sulit. Xavi sudah tidak bisa mengikuti ritme kecepatan dan taktik permainan Luis Enrique, belum lagi usia lawan yang dihadapi lebih muda darinya.

Xavi adalah salah satu gelandang tengah terbaik di generasinya bahkan mungkin sepanjang masa. Xavi terkenal mampu mengekploitasi ruang dan menemukan celah yang bisa dilihat oleh dirinya sendiri. Xavi mampu memecah pertahanan lawan. Dengan passing yang sangat akurat dan kontrol bola berkelas, ia mampu menguasai bola dan mendominasi permainan. Sehingga banyak orang mengenalnya sebagai sosok total Barca.

Xavi berfokus pada taktik dan strategi, sebagaimana ia membaca permainan lawan. Xavi sebagai playmaker memang tugasnya bagaimana mengalirkan dan mengarahkan permainan. Betapa banyaknya aksi yang ditunjukkan Xavi yang membuat penikmat sepakbola terkagum-kagum. Ditambah lagi aksinya dibantu si “Magician” Andres Iniesta. Tidak sedikit orang yang mengagumi duet maut ini. Mereka menampilkan permainan yang sangat indah. Banyak klub yang memimpikan memiliki 2 pemain jenius ini.

Barcelona sangat beruntung memilikinya. Xavi merupakan simbol Barca. DNA Barcelona sudah mengalir dalam darahnya. Cintanya yang besar akan klub ini dinyatakan saat Xavi mengumumkan pengunduran dirinya. Xavi mengatakan sebuah kesalahan dan sangat menyakitkan bila ia harus pindah ke klub Eropa dan kembali ke Camp Nou berseragam klub lain untuk melawan Barcelona. Dia tidak bisa melakukan itu. Baginya Barcelona adalah rumahnya.

Xavi mungkin tidak seperti Carles Puyol. Yang dengan gagah berani menghadang lawan di depan gawang. Xavi mungkin tidak bisa seperti Puyol yang tidak segan-segan memarahi pemain lainnya bila dilapangan bermain buruk. Xavi lebih kepada sosok pengayom, kalem, tapi berwibawa. Ia merupakan contoh pemimpin. Xavi adalah pemain yang mempunyai rasa paling baik dalam sepakbola. Xavi merupakan sosok yang rendah hati dan paling setia kepada klub. Xavi jugalah yang menjadi penengah antara Luis Enrique dan Lionel Messi ketika kabar keretakan hubungan mereka terkuak ke media musim ini. Xavi kabarnya memarahi Messi dan mengatakan “Stop bermain-main. apakah kamu mau Ronaldo merebut Ballon d’Or lagi?? Dan hal tersebut justru memicu motivasi kebangkitan Messi dan terlihat pencapaian di akhir musim ini.

Yang masih sangat disayangkan akan kepergiaannya adalah Barcelona belum mempersiapkan penggantinya. Barcelona memang sudah membeli Ivan Rakitic, tapi kali ini penulis lebih mengarah konteks pada darah La Masia. Thiago Alcantara yang saat ini bermain bagi Bayern Munchen lah yang digadang-gadangi menjadi pengganti Xavi, namun sayangnya Thiago memilih hengkang mengikuti Pep Guardiola. Akan tetapi kita harus mengakui bahwa tidak akan ada lagi sosok seperti Xavi. Xavi hanya satu.

Xavi mungkin gagal pensiun di Barcelona. Tapi ia tidak pernah gagal merebut hati pecinta Barcelona. Xavi akan tetap dikenang sebagai total Barca. Xavi akan selalu ada dalam hati cule di seluruh dunia. Semua akan merindukan permainannya di lapangan Camp Nou. Semua akan merindukan aksinya, duetnya bersama Niesta, merindukan segala yang ada dalam dirinya.

Jornada ke 38 saat menjamu Deportivo di Camp Nou nanti, akan menjadi moment berkesan dan akan selalu dikenang.. Dan untuk menghormati 24tahun pengabdiannya di Barcelona, klub sudah mempersiapkan jersey spesial tribut untuk Xavi. Selain itu Barca sudah mengajukan kepada Federasi Sepakbola Spayol untuk meminta ijin memberikan Piala La Liga ke 23 Barcelona kepada Xavi. Dan tentunya kita akan melihat dan menginginkan Xavi mengangkat trophy Liga Champions.

Gracias El Capita Xavier Hernandez Creus. Sukses untuk klub baru Al Saad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *